16 Oktober 2024

Dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas 2045, salah satu upaya yang harus dilakukan saat ini adalah menurunkan angka stunting yang ada di setiap daerah di Indonesia. Hal ini tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Karena stunting sangat mempengaruhi kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) tidak hanya berdampak pada kondisi fisik, namun juga berdampak pada perkembangan otak. 

Untuk mengukur angka stunting ini ada beberapa program yang dapat dilakukan oleh Pemerintah, termasuk program Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang akan dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia, tidak terkecuali Kabupaten Semarang. Melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) dan Dinas Kesehatan (Dinkes), Pemerintah Kabupaten Semarang mengadakan Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) untuk persiapan pelaksanaan SSGI Tahun 2024. 

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Bapak Drs. Rudi Susanto, M.M hadir mewakili Plt. Bupati Semarang, Bapak H Basari, S.T.,M.Si untuk membuka acara tersebut, dan dilanjutkan dengan materi dari Bapak Dwi Saiful Noor Hidayat, S.K.M.,M.M sebagai Kepala Dinkes dan Plt Kepala DP3AKB. Dalam pemaparan materinya, beliau menjelaskan “Dalam melakukan SSGI ini kita akan bekerja sama dengan pihak ketiga yaitu Sucofindo, dan hasi dari SSGI ini akan memudahkan kita untuk menentukan tindakan selanjutnya, karena SSGI ini dapat menunjukkan angka prevalensi stunting di tiap daerah dan lokusnya”. 

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dari Dinkes Kabupaten Semarang dr. Kusworo Yulianto, M.M., menambahkan terkait teknis persiapan SSGI Tahun 2024, beliau menyebutkan bahwa “Sebenarnya kita sudah bukan persiapan lagi, tetapi kita sudah mulai menjalankan SSGI yang sudah dilakukan oleh Tim Updater mulai per 1 Oktober sampai 14 Oktober itu tahap pertama, akan ada pengawas dan Koordinator Wilayah SSGI, dan mereka akan bekerja di lapangan sesuai porsinya dan bekerja sesuai aplikasi dari pihak Sucofindo. Setelah itu akan dilanjutkan dengan survei untuk menanyakan tentang kondisi sanitasi, imunisasi dasar lengkap dan pengetahuan tentang stunting kepada masyarakat oleh enumerator yang akan didampingi oleh kita, karena mereka masih belum cukup berpengalaman dan harus tetap diawasi.  

Banyak peserta yang ikut berpartisipasi dalam acara tersebut sebagai bagian dari TPPS, terdiri dari Kepala Puskesmas se-Kabupaten Semarang dan Camat se-Kabupaten Semarang. Selain itu juga terdapat beberapa perwakilan dari Organisasi Perangkat Daerah di Kabupaten Semarang yang memiliki andil dalam 8 Aksi Konvergensi Stunting seperti Dinas Komunikasi dan Informatika, Badan Perencanaan, Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida), Dinas Sosial, Dinas Pertanian, Perikanan, dan Pangan,  dan pastinya Dinkes dan DP3AKB. 

Sebelum acara ditutup, Bapak Lyra Bumantara Syarif, S.AP dari Bapperida Kabupaten Semarang sebagai pemateri terakhir menjelaskan, “Dalam mensukseskan SSGI ini kita sangat membutuhkan kolaborasi sebagai tim untuk bersinergi, bersama-sama mengedukasi masyarakat demi mempercepat penurunan stunting, karena dalam survei ini terkadang ada pertanyaan yang masih kurang dipahami oleh masyarakat”. Selain itu beliau juga menyebutkan bahwa dalam peningkatan kinerja penanganan kasus stunting, Kabupaten Semarang telah naik peringkat yang sebelumnya ada di peringkat 32 sekarang menjadi peringkat 22, namun bukan peringkatnya yang dikejar melainkan dampaknya, oleh karena itu ia berharap untuk bersama-sama anggota TPPS berproses untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di tahun yang akan datang. 

Harapannya dengan adanya SSGI ini akan didapatkan hasil survei gizi balita yang akurat, sehingga kita bisa mengambil langkah maju untuk meningkatkan kinerja kita dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Semarang, dan mewujudkan generasi muda yang berkualitas untuk masa depan. (Mel)

Tinggalkan Balasan